Tanah Bumbu,wartatanbu – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) melalui Dinas P3AP2KB menggelar aksi 3 rembuk stunting, bertempat di Gedung Mahligai Bersujud, Kecamatan Simpang Empat, Selasa (2/4/24).
Rembuk stunting ini merupakan momen penting sekaligus sebagai wadah pemangku kepentingan untuk menyepakati tahapan-tahapan aksi yang sudah dilaksanakan sebelumnya yakni aksi 1 analisis situasi dan aksi 2 penyusunan rencana kegiatan.
Kedua aksi konvergensi ini telah dilakukan melalui pemetaan masalah dalam manajemen layanan, ketersedian data, serta pembiayaan kegiatan di lapangan dalam hal penurunan stunting di Kabupaten Tanah Bumbu.
Ketua pelaksana rembuk stunting tingkat Kabupaten Tanah Bumbu, Erli Yuli Susanti,SH, MH, dalam laporannya menyampaikan,kegiatan ini dilaksanakan sesuai Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Dimana dalam Perpres ini antara lain mengatur tentang, Strategi nasional percepatan penurunan stunting, Penyelenggaraan percepatan penurunan stunting,Koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting, Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan Pendanaan
“Pelaksanaan rembuk stunting ini merupakan aksi ke 3 dalam tahapan 8 aksi konvergensi stunting,”ujar Erli.
Adapun tujuan pelaksanaan rembuk stunting lanjut Erli adalah menyajikan hasil analisis situasi dan rencana kegiatan intervensi stunting, mendeklarasikan komitmen Pemerintah Daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi, dan membangun komitmen dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi.
“Pada tanggal 22 Maret 2024 lalu telah dilaksanakan rapat untuk penetapan lokus stunting 2025 yang dihadiri oleh SKPD terkait serta dari seluruh kecamatan,”imbuhnya.
Dengan adanya penetapan lokus stunting tahun 2025, maka mulai saat ini kecamatan, desa dan Tim Satgas stunting dapat bekerja lebih maksimal dan terus mengupayakan upaya preventif dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Tanah Bumbu.
Seperti diketahui, dalam rembuk stunting tingkat provinsi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2024 diungkapkan berdasarkan informasi dari Ditjen Bina Bangda Kemendagri bahwa prevalensi stunting di Kalsel naik 0,1 % dari 24,6 % menjadi 24,7 %.
“Mudah-mudahan nilai prevalensi stunting Tanah Bumbu dapat mencapai target nasional,” tandasnya.
Sementara itu,Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) , Hj Wahyu Windarti menyampaikan, berdasarkan hasil riset SSGI tahun 2022, prevalensi stunting Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 16,1 %.
Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, beberapa strategi yang dilakukan dengan melalui beberapa pendekatan, yakni Intervensi Gizi,Pendekatan Lintas Sektor, Pendekatan berbasis keluarga berbasis keluarga.
Selain itu, pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 berdasarkan keputusan Bupati Tanah Bumbu nomor 188.46/132/DP3AP2KB/2023.
Dimana dalam keanggotaan tim tersebut melibatkan seluruh pejabat lingkup pemerintahan Kabupaten Tanah Bumbu, juga Forkopimda Tanah Bumbu.
“Saya berharap dengan terbentuknya tim percepatan penurunan stunting kita mampu mencapai target prevalensi angka stunting minimal 14 % di tahun 2024,” ucapnya.
Untuk itu menurutnya, dibutuhkan upaya yang maksimal serta keseriusan dari semua pihak untuk bisa mencapai target 14 % di tahun 2024 ini.
Ia menyebutkan, beberapa hal yang bisa menjadi kendala di lapangan yang dialami oleh petugas pelaksana, baik bidan, KPM, kader posyandu, kader PKK, penyuluh KB dan lainnya.
“Saya menerima informasi dalam rapat koordinasi dimana masih ada ibu hamil, orang tua balita stunting yang masih enggan untuk hadir pada saat pelaksanaan posyandu,” tambahnya.
Selain itu juga, masih tingginya angka perkawinan usia dini serta pola asuh yang kurang baik sehingga menjadi salah satu penyebab angka stunting di Tanah Bumbu masih lumayan tinggi.
“Untuk itu saya berharap adanya komitmen dan kerjasama kita semua untuk bisa sama-sama menanggulangi persoalan-persoalan tersebut sehingga prevalensi stunting di Tanah Bumbu dapat mencapai target nasional,”pungkasnya.
Bupati Tanah Bumbu, dr HM Zairullah Azhar saat membuka kegiatan ini menegaskan, Pemerintah daerah berkomitmen penuh dalam mempersiapkan generasi masa depan Tanah Bumbu agar memiliki Sumber Daya Manusia yang handal diantaranya pemenuhan tumbuh kembang anak.
“Alhamdulillah atas kerjakeras kita semua, Tanah Bumbu menempati urutan kedua di Kalimantan Selatan dalam hal upaya penurunan kasus stunting,” ucapnya.
Lebih jauh bupati menegaskan, terkait upaya penurunan kasus stunting didaerah ini secara khusus bupati berpesan kepada para Kepala Desa agar selalu melakukan langkah langkah inovasi dalam penurunan angka stunting diwilayah masing masing.
“Lakukan hal hal yang inovatif dalam penurunan angka stunting” tegasnya.
Bupati juga menekankan perlunya edukasi berkelanjutan bagi pasangan usia muda dalam hal pemenuhan gizi ibu dan anak.
Selain perhatian pemerintah daerah dalam hal tumbuh kembang anak lanjut bupati, persoalan lain yang menjadi perhatian serius adalah perhatian anak dalam hal pendidikan keagamaan.
“Beberapa program andalan kita saat ini diantaranya progran satu desa satu masjid (SDSM). Kemudian juga gerakan mencuci kaki ibu,”sebutnya.
Program tersebut sebut bupati merupakan bagian yang terintegrasi dari proses tumbuh kembang anak sehingga kedepan generasi Tanah Bumbu diharapkan tidak saja sehat secara jasmani namun juga memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spritual yang baik.
Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Tanah Bumbu
Melalui rembuk stunting bisa merumuskan rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor untuk dimuat dalam RKPD/Renja OPD tahun berikutnya.
Rembuk stunting tingkat Kabupaten ini dihadiri stakeholder terkait, seluruh camat, Kepala desa dan Lurah se Kabupaten Tanah Bumbu.
(Alam/wtol).